Widget HTML #1

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Perjalanan kali ini merupakan FieldTrip berupa kuliah lapangan yang dikemas dengan meminjam istilah FunTrip biar lebih menyenangkan, "jalan-jalan sambil belajar". Kegiatan ini merupakan kuliah lapangan yang diselenggarakan dan diikuti oleh para mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan Peminatan Program Magister Geo-Information for Spatial Planning and Risk Disaster Management Gadjah Mada University, sabtu 22 September 2018. Untuk seharian perjalanan ini, tentu kami para mahasiswa tidak sendirian melainkan kami akan dipandu dan dibimbing oleh Dr. M. Nukman, M. Sc GeoFisika UGM.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Lokasi yang menjadi tujuan eksplorasi pada kegiatan fieldtrip diantaranya di Lava Bantal, Berbah, Sleman, Yogyakarta dan di sekitar wilayah-wilayah Girimulyo, Kulonprogo. Perjalanan fieldtrip dimulai pukul 07.30 wib dari titik kumpul halaman gedung Pascasarjana UGM yang berkordinat (-7.763357, 110.375321).

Google Map Pascasarjana UGM

Lokasi I 

Setelah perjalanan dari titik kumpul Halaman Gedung Pascasarjana selama kurang lebih 36 menit dengan jarak sekitar 14,9 km, akhirnya kami sampai di lokasi pertama, yakni di Objek Wisata Lava bantal, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Lokasi pengamatan yang pertama beralamat di Jalan Berbah – Prambanan, Karangan, Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan titik kordinatnya berlokasi di 7°48’30.1”S 110°27’34.9”E.

Pada lokasi ini terkenal dengan nama Lava Bantal. Penamaan ini diambil dari penampakan alam berupa lelehan lava yang keluar 35 juta tahun lalu. Dalam geologi, istilah Lava Bantal dikenal juga dengan nama Pillow Lava.


Alamat Lava Bantal
Lava Bantal berlokasi di Jalan Berbah - Prambanan Berbah Karangan, Karangan, Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55573. 

Cek Google Map

Pengamatan

Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morfology
Pengataman di sekitar Lava Bantal menunjukkan bahwa morfologinya berada pada topografi yang lebih tinggi karena sumber lava yang keluar jaraknya sangat dekat, kira-kira sekitar 50 meteran ke arah barat laut. Sedangkan morfologi sebelah timurnya terdapat batuan piroklastik dengan morfologi yang lebih landai.

Terbentuknya lava bantal yang mirip dengan gulungan bantal tersebut disebabkan karena pada saat lava keluar langsung mendapatkan tekanan hidrostatis serta perbedaan suhu air laut. Sehingga, lava yang keluar mengalami percepatan dalam pendinginannya dan tidak sempat membentuk Kristal-kristal batuan. Pola yang dibentuk pada jenis batuan ini berupa pola radial.

Sumber keluarnya magma yang membentuk lava bantal terdapat di sebelah barat laut, tepatnya ada di topografi atasnya singkapan lava bantal, yakni lebih tepat berada di bawah pemakaman. Sedangkan sumber dari batuan piroklastik berasal dari erupsi pegunungan yang ada di daerah Semilir. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 1983.

Lithology
Jenis batuan di sekitar lokasi Lava Bantal yang sangat jelas di bedakan menjadi dua, yakni sebelah barat Sungai Opak dan sebelah timur Sungai Opak.

Barat Sungai Opak terdapat jenis batuan beku yang memiliki tekstur afanitik, warnya pada batuan gelap dengan kandunan mefic dan basalt atau disebut dengan mefic basaltic.

Sedangkan di sebelah timur Sungai Opak bercirikan batuan beku namun dari jenis batuan piroklastik dengan warna yang lebih cerah, batuannya tersebut banyak mengandung fesic dengan material yang sangat ringan dan berlapis-lapis.

Stratigraphy
Untuk melihat urutan stratigrafi di lokasi dilihat dari perhitungan dip (kemiringan batuan) dengan menggunakan kompas geologi. Dari kompas geologi tersebut diketahui bahwa lapisan piroklastik menumpang di atas lapisan lava bantal. Di tinjau dari segi umur juga menunjukkan hal serupa, yakni umur batuan lava bantal terbentuk lebih tua yakni berusia 35 juta tahun yang lalu dibanding dengan umur batuan piroklastik semilir yang menyusul terbentuk sejak 20 juta tahun lalu. Jadi dari segi umur, keberadaan ke dua batuan ini tersbentuk lebih dahulu lava bantal dan kemudian dilapisi bagian atasnya batuan piroklastik.

Lokasi II

Setelah sekitar 1 jam di Lava Bantal, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju lokasi ke II. Jaraknya sekitar 41,5 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 13 menit melalui jalur jalan Godean Yogyakarta.

Lokasi pengataman ke-dua berada di badan Sungai Niten yang masih berada di kaki pegunungan Kulonprogo. Berdasarkan titik kordinatnya ada di lokasi 7o46’11.0”S 110o10’55.1”E  .


Alamat Titik Lokasi II
Pengamatan ekplorasi berkordinat di titik 7°46'11.0"S 110°10'55.1"E. Lokasinya beralamat lengkap di Jl. Gua Kiskendo 16, Karanganyar, Giripurwo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55674. Tepat titik pengamatan di badan Sungai Niten sebelah utara atas.

Google Map Lokasi II


Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Aktivitas yang terjadi pada masa lampau di lokasi ini adalah vulkanisme yang menyebabkan terbentuknya pegunungan di Kulonprogo. Terbentuk dari arah utara-selatan, pegunugan Kulonprogo terjadi karena suture yakni adanya mikro lempeng kontinen yang saling bertemu.

Lithology
Di lokasi ini dijumpai adanya batuan beku breksi vulkanik dengan lapisan fragmen berupa batuan beku andesitic – andesit basaltic. Tekstur porfritik/porfiroantik. Batuan tersebut bersifat intermediet dengan kandungan silica yang tidak terlalu banyak. Warna batuan cenderung abu-abu-gelap, terdapat Kristal kuarsa. Dibagian pengingatnya terdapat lapisan semen yang hampir seluruhnya berupa fieldspar. Proses sementasi yang terjadi diawali dengan adanya fragmen-fragmen terlebih dahulu yang keluar dan kemudian terisi oleh pasir halus dari vukanis yang bercampur dengan fluida mengikat fragmen tersebut.

Fragmen yang berwarna hijau menunjukkan adanya kandungan mineral clorid yang terjadi akibat proses hydrothermal yang bersuhu 120° hingga 180°C.

Stratigraphy
Stratigrafi yang berada di lokasi ini merupakan bagian dari formasi Andesit Tua yang terbentuk sejak jaman Oligomiosen dengan umur 25-30 juta tahun lalu. Umur tersebut berbarengan dengan adanya peristiwa vulkanisme yang ada di pulau jawa seluruhnya aktif semua. Hal ini juga menandakan bahwa pada jaman tersebut subduksi antar lempeng baru saja terjadi dan menyebabkan aktivitas vulkanis aktif semua di pulau jawa.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Lokasi III

Pengamatan dan penjelasan terkait di lokasi II selama kurang lebih 1 jam, kemudian dilanjutkan perjalanan jalan kaki saja sekitar 1 menit dengan jarak sekitar 190 meter menuju lokasi pengamatan di titik lokasi ke III. Lokasinya sebelah selatan dari lokasi II, yakni masih dalam satu jalur sungai yang sama (Sungai Niten).

Lokasi pengamatan ke-tiga tidak jauh dari lokasi ke-dua, yakni masih di satu jalur Sungai Niten. Lokasinya berkordinat di titik 7°46’18.1”S 110°10’57.9”E.


Alamat Titik Lokasi III
Pengamatan ekplorasi berkordinat di titik 7°46'18.1"S 110°10'57.9"E. Lokasinya beralamat lengkap di Jl. Gua Kiskendo 16, Karanganyar, Giripurwo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55674. Tepat titik pengamatan di badan Sungai Niten sebelah selatan bawah.

Google Map Lokasi III

Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Morfologi yang terdapat di lokasi ini masih berada di Kaki Bukit Pegunungan Kulonprogo

Lithology
Berdasarkan litologinya di lokasi dijumpai jenis batuan sedimen batu pasir karbonat. Hal ini dikarenan pada batuan sediment tersebut mengandung unsur batu gamping dan karbonat.

Sumber material pasir beradal dari formasi Jonggrangan yang terdapat batuan karang/reef dan material vulkanik dari formasi andesit tua. Informasi tersebut dipeoleh dari kemiringan batuan (dip) dengan kompas geologi yang menunjukkan arah ke selatan.

Stratigraphy
Perlapisan batuan yang terdapat di lokasi ini adalah berada pada formasi Sentolo dengan umur terbentuk sejak 5 juta tahun yang lalu.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Lokasi IV

lokasi ke IV ini masih di badan sungai Niten yang sama, lebih tepatnya di bawah jembatan jalan Gua Kiskendo. Jaraknya sekitar 93 meter dan jalan kaki menyusuri sungai sekitar 1 menit. Lokasi ke-4 berkordinat di titik 7°46’14.5”S 110°10’56.7”E.


Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Bentuk morfologi yang dijumpai masih sama yakni di kaki bukit Pegnungan Kulonprogo

Lithology
Perbedaan litologi tampak pada jenis batuan yang berada di sisi timur sungai yakni dengan adanya fragment supported yang berciri besar-besar pada bagian fragmennya dan runcing pada sudutnya. Sedangkan jenis batuan yang terdapat pada sisi barat sunngai terdapat banyak matrix supported yang memiliki fragmen kecil-kecil dengan jarak yang renggang.

Stratigraphy
Perlapisan batuan stratigrafi pada lokasi ini masih pada formasi Sentolo yang terbentuk 5 juta tahun yang lalu.

Google Map Lokasi IV

Lokasi V

Lokasi ke-5 berada di kordinat titik 7°44’37.8”S 110°12’23.4”E.

Pengataman

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Perbukitan Kulonprogo

Lithology
Terdapat batuan vulkanik dengan usia yang sangat tua. Hal ini ditandai dengan adanya bentuk kerucut-kerucut yang sudah tidak lagi terlihat.

Penampakan Morfologi Gunung Mudjil yang disebut sebagai Isolated Hill. Gunung ini terlihat unik karena bentuknya yang masih kerucut dibanding gunung-gunung lain disekitarnya. Untuk membuktikan keberadaan Gununng Mudjil tersebut setidaknya ada 2 teori yang pernah melakukan penelitian, yakni pertama, adanya kantong magma di bawah Gunung Mudjil yang membentuk batuan vulkanik dan ke dua menyebutkan bahwa Gunung Mudjil terbentuk karena bagian dari longsoran lahan dari badan gunung yang berada di atasnya, yaitu Gunung Prau. Hal ini terbukti dari adanya kesamaan batuan.

Stratigraphy
Berdasarkan perlapisan batuan yakni stratigrafi di wilayah Kulonprogo terdapat 5 formasi batuan yang tersusun.
  1. Formasi Nanggulan yang terbentuk pada jaman Eosen, yakni umur 40 juta tahun lalu. Terbentuk jenis batuan pasir pada delta sungai. Aktivitas yang lebih pengaruh adalah pengaruh darat daripada laut. Pada formasi ini tidak dijumpai adanya aktivitas vulkanis pada masanya.
  2. Formasi Andesit Tua yang terbentuk pada masa jaman Oligomiosen yakni sekitar 25-30 juta tahun lalu. Terbentuk karena adanya vulkanis jawa aktif.
  3. Formasi Jonggrangan yang terbentuk akibat muka air laut naik atau akibat adanya daratan yang turun menyebabkan terbentuknya reef.
  4. Formasi Sentolo yang terbentuk sejak 20 juta tahun lalu. Terbentuk akibat karena muka air laut turun sambil mengerosi membawa material, sehingga lapisan reef terkikis dan terbawa hingga mengendap menjadi batuan sedimentasi pada daerah yang lebih rendah di bawahnya. 
FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Google Map Lokasi V


Lokasi VI

Lokasi ke-6 berada pada kordinat di titik 7°44’15.8”S 110°11’49.1”E. Lokasi pengataman berada di badan sungai Songgo.


Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Morfologi yang terdapat di lokasi ini masih berada di Kaki Bukit Pegunungan Kulonprogo.

Lithology
Fenomena yang dijumpai pada lokasi ini terdapat kenampakan jenis batuan beku dengan struktur columnar joint yang terbentuk pada jaman Oligosen sekitar 30 juta tahun lalu.

Stratigraphy
Berdasarkan stratigrafinya, di lokasi ini merupakan bagian dari formasi batuan Andesit Tua. Umur batuannya terbentuk sejak jaman Oligosen sekitar 30 juta tahun yang lalu.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Google Map Lokasi VI

Lokasi VII

Lokasi pengamatan yang ke-7 berada di lokasi sungai yang ada di titik kordinat 7°43’59.3”S 110°11’57.9”E.


Pengamatan

Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Morfologi yang terdapat di lokasi ini masih berada di Kaki Bukit Pegunungan Kulonprogo.

Lithology
Lithologi yang dijumpai pada lokasi di sini adalah jenis batu pasir Nanggulan, sehingga disebut pula dengan nama Formasi Nanggulan. Karakteristik formasi ini adalah keberadaan batu pasir yang berasal dari endapan yang ada diantara delta sampai pantai. Batu pasir ini memiliki sifat yang porus. Disinyalir lokasi ini tidak banyak ditemukan potensi minyak bumi atau batu bara karena batuan asal yang membentuk tidak bagus.

Stratigraphy
Disebutkan bahwa stratigrafi pada lokasi ini yang merupakan bagian dari formasi Nanggulan adalah formasi yang paling tua di wilayah Pegunungan Kulonprogo. Umur jenis batuan ini sudah terbentuk sejak 40 juta tahun yang lalu.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Google Map Lokasi VII

Lokasi VIII

Lokasi yang ke-8 tidak jauh dari lokasi ke-7 yang masih pada satu sungai. Lokasi pengamatan ini terletak pada titik kordinat -7.7331524 LS, 110.1993600 BT. Secara administrasi terletak di Desa Saronagolin, Jati Sarono, Kulonprogo, DIY.


Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Morfologi yang terdapat di lokasi ini masih berada di Kaki Bukit Pegunungan Kulonprogo.

Lithology
Pada lokasi ini ditemukan singkapan batu bara dengan kadar air yang masih tinggi. Batuan ini terbentuk dari hasil pengendapan di sekitar delta ke arah darat dekat dengan sungai. Jenis batu bara ini kurang bernilai ekonomisnya karena kadar air tinggi. Penyebabnya adalah pada saat terbentuk pada formasi OAF (Old Andesite Formation) yang aktif begitu cepat, sehingga belum selesai berproses harus tertimpa dengan adanya formasi nanggulan, sehingga proses kestabilan pembentukan terganggu.

Stratigraphy
Batu bara yang terbentuk pada formasi Nanggulan ini telah ada sejak jaman Oligosien dan Eosine sekitar 60 juta tahun lalu. Terbentuk pada endapan transisi delta yang dekat dengan daratan dan di sekitar tersebut yang membentuk kipas alluvial.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Google Map Lokasi VIII


Lokasi IX

Pengamatan ke-9 berlokasi di kompleks SDN Meijing di Desa Banjararum, Klepu, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta dengan titik kordinat di 7°43’47.2”S 110°12’00.6”E. 


Pengamatan

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo
Hasil pengamatan di lokasi diketahui berdasarkan:

Morphology
Lokasi SDN Meijing masih berada di perbukitan Kulonprogo

Lithology
Di lokasi dijumpai fenomena alam berupa Soil Creep yang telah terjadi sejak tahun 2006 yang dimungkinkan terdapat hubungan dengan adanya kejadian gempa Jogja pada tahun 2006 juga.

Terjadinya Soil Creep diperkirakan terjadi akibat slope (kemiringan) yang runcing, bedrock yang membentuk slope, dan dimungkinkan karena gempa tahun 2006.

Saat ini, SDN Meijing telah dipindahkan ke lokasi lain yang lebih aman. Hal ini karena Soil Creep yang terjadi sudah cukup membahayakan bangunan disekitar yang mengakibatkan hampir roboh. Meskipun demikian, untuk segi perencanaan wilayah, Areal Soil Creep masih dapat dimungkinkan untuk digunakan berbagai hal kecuali untuk bangunan, seperti untuk perkebunan, pertanian, perikanan, dll.

Stratigraphy
Karena di lokasi tidak dijumpai adanya dua singkapan perlapisan batuan, maka belum dapat menentukan stratigrafi.

FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo

Google Map Lokasi IX


SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang disajikan hasil dari perjalanan kuliah lapangan (fieldtrip) dapat diambil beberapa poin penting sebagai simpulan sebagai berikut.
  1. Lava bantal yang dijumpai di lokasi daerah berbah sleman merupakan jenis batuan yang mengalami kontak antara batuan beku basaltic dengan batuan beku piroklastik. Bentuk morfologi disebelah sisi barat sungai Opak lebih terjal daripada di sisi timur sungai. Hal ini dapat menandakan bahwa potensi longsor kea rah timur.
  2. Daerah yang berada di Provinsi Kulonprogo terdapat dataran tinggi yakni masuk dalam kawasan Pegunungan Kulonprogo. Pegunungan tersebut terbentuk karena ada faktor aktivitas vulkanisme yang telah terjadi pada masa lampau silam. Jalur jajaran pegunungan mengarah dari sebelah utara-selatan. Kondisi ini sangat berbeda dengan jalur yang ada di Pulau jawa pada umumnya, yakni barat-timur. Hal ini disebabkan karena adanya proses yang dinamakan dengan suture yakni proses adanya pertemuan mikro continental.
  3. Wilayah Kulonprogo secara stratigrafi terdiri atas 4 formasi, yakni formasi yang paling tua adalah Formasi Nanggulan berupa material batu pasir dan dilanjutkan adanya formasi Andesit Tua (Old Andesite Formation) dengan material berupa batuan beku vulkanik, dilapisan berikutnya ada formasi Jonggrangan dengan material batuan karang/reef. Kemudian lapisan paling muda adalah formasi Sentolo dengan material berupa sedimen berlapis.

Laporan:
Ahmad Syaiful Hidayat, S. Pd
Magister Geo-Information for Spatial Planning and Risk Disaster Management
Gadjah Mada University - ITC
ipung.net
ipung.net For any business inquiries, endorsement, collaboration, job, etc. Please send your email to: ipung@gmx.com

1 comment for "FieldTrip Eksplorasi Lava Bantal Sleman dan Pegunungan Kulonprogo"

Comment Author Avatar
Superrr sekali, artikel yang bermanfaat sekali gan.. Keep update ya biar nambah2 wawasan untuk yang awam kayak saya. Semangat gan 💪

Comment Policy: ipung.net menerima kritik dan saran atau pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar. Terima kasih.